Selamat Datang Di Blog Rama Andi Wiguna,Semoga Bermanfaat ^_^

Minggu, 09 Oktober 2016

Teori Permintaan Islam (Ekonomi Syariah)

TEORI PERMINTAAN ISLAM












DISUSUN OLEH :
1.     EVA KUSUMA WARDANI
2.    RAMA ANDI WIGUNA
3.    RATIH WAHYUNINGRUM





SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BANK BPD JATENG
JL.PEMUDA 4A. SEMARANG
TELP. (024) 3553834


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................... 3
BAB I  PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG ................................................................ 4
B.   RUMUSAN MASALAH............................................................ 5
C.   TUJUAN .................................................................................... 5
D.   MANFAAT.................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. PERMINTAAN............................................................................ 6
B. HUKUM  PERMINTAAN........................................................... 7
C. TEORI PERMINTAAN............................................................... 9
D. FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERMINTAAN.................... 11
E. KURVA PERMINTAAN............................................................. 12
F. KONSUMSI INTER-TEMPORAL............................................. 13
BAB III PENUTUP
A.   KESIMPULAN .......................................................................... 15
B.   SARAN....................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 16













KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji stukur atas kehadirat-Nya  yang telah melimpahkan rahmat , hidayah, dan inayah-Nya kepada kami , sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Teori Permintaan Islam “ .
Makalah ini telah kami susun dengan baik dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya , untuk itu dengan tangan terbuka kami menerima kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.








Semarang , Oktober 2016



BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Kegiatan perekonomian semakin hari semakin kompleks, sebagai tuntutan dari perkembangan hidup yang lebih maju dan modern. Kegiatan perekonomian tersebut terutama adalah kegiatan produksi, konsumsi dan perdagangan. Ketiga kegiatan ekonomi yang utama tersebut, menimbulkan masalah yang pokok dalam perekonomian. Permasalahan yang pertama adalah apakah barang dan jasa yang akan diproduksi dan berapa jumlahnya, yang kedua adalah bagaimanakah caranya memproduksi barang dan jasa tersebut dan yang terakhir adalah untuk siapakah barang dan jasa tersebut diproduksi.
Permasalahan pokok yang pertama, yaitu apakah barang dan jasa yang akan diproduksi dan berapa jumlahnya, dapat dipecahkan dengan mengamati interaksi antara penjual dan pembeli sehingga dapat ditentuan harga barang yang wujud di pasar dan jumlah barang yang diperdagangkan. Dalam upaya mengamati interaksi antara penjual dan pembeli, diperlukan sebuah teori yang dapat menerangkan sifat atau karakter dari interaksi tersebut.
 Suatu kegiatan ekonomi baik itu skala kegiatan ekonomi mikro maupun makro, selalu diawali dengan adanya interaksi antara produsen dengan konsumen. Adapun  interaksi antara produsen dengan konsumen dalam
Konsumen akan melakukan pilihan terhadap semua barang yang diinginkan berdasarkan rupiah yang dimilikinya. Suatu rumah tangga setiap bulannya akan membutuhkan berbagai macam barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan penghasilan yang dimiliki terbatas jumlahnya. Dengan penghasilan yang terbatas tersebut, rumah tangga sebagai pelaku ekonomi yang rasional akan melakukan pilihan yang terbaik untuk mengonsumsi barang-barang kebutuhannya. Tentu saja pilihan akan dilakukan terhadap barang yang memberikan manfaat atau kepuasan yang paling tinggi. Semakin banyak barang yang dimliki, konsumen akan merasa semakin terpenuhi kebutuhannya. Dengan demikian konsumen menginginkan membeli barang yang dibutuhkan serendah mungkin.
Pandangan ekonomi islam mengenai permintaan relatif sama dengan ekonomi konvensional, namun terdapat batasan-batasan dari individu untuk berperilaku ekonomi yang sesuai dengan aturan syariah. Dalam ekonomi islam, norma dan moral “islami” yang merupakan prinsip islam dalam melakukan kegiatan ekonomi, merupakan faktor yang menentukan suatu individu maupun masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonominya sehingga teori ekonomi yang terjadi menjadi berbeda dengan teori pada ekonomi konvensional. Dalam makalah ini, penulis akan memaparkan tentang teori permintaan Islami dan apa saja yang terkait dalam pembahasan teori permintaan Islami tersebut.

II.   RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini, akan dibahas beberapa masalah yakni:
1.    Bagaimana tentang pengertian, hukum dan teori permintaan?
2.     Bagaimana tentang faktor-faktor Penentu Permintaan ?
3.    Bagaimana tentang kurva permintaan ?
4.    Bagaimana tentang konsumsi inter-temporal dalam pandangan     konvensional dan Islam?
III.    TUJUAN PENULISAN
Makalah ini dibuat oleh penulis dengan tujuan agar para pembaca dapat mengerti dan memahami tentang pengertian, faktor penentu, hukum dan teori  permintaan baik secara umum maupun dalam pandangan Islam, menjelaskan tentang kurva permintaan dan bagaimana tentang konsumsi inter-temporal dalam pandangan  konvensional dan Islam.









BAB II
PEMBAHASAN
A. PERMINTAAN
1. Pengertian Permintaan
Permintaan  adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dalam periode tertentu dan dalam periode tertentu.
Permintaan dapat dibagi menjadi dua macam:
a. Permintaan absolut (absolut demand)
Permintaan absolut adalah seluruh permintaan terhadap barang dan jasa baik yang bertenaga beli/berkemampuan membeli, maupun yang tidak bertenaga beli.
b. Permintaan efektif (effective demand)
Permintaan efektif adalah permintaan terhadap barang dan jasa yang disertai kemampuan membeli.
2. permintaan menurut ekonomi Islam
Misalnya Ibnu Taimiyah, permintaan suatu barang adalah hasrat terhadap sesuatu yang di gambarkan dengan istilah raghbah fi al-syai. Secara garis besar, permintaan dalam ekonomi islam sama dengan ekonomi konvensional. Namun ada prinsip-prinsip tertentu yang harus diperhatikan oleh individu mislim dalam keinginanya.
 Islam mengharuskan orang untuk mengkonsumsi barang yang halal dan thayyib.Aturan islam melarang seorang muslim memakan barang haram. Kecuali dalam keadaan darurat dimana apabila barang tersebut tidak dimakan, maka akan berpengaruh terhadap muslim tersebut.Disaat darurat seorang muslim dibolehkan mengkonsusmsi barang haram secukupnya.




B. HUKUM  PERMINTAAN
Dalam hukum permintaan dijelaskan sifat hubungan antara permintaan suatu barang dengan tingkat harganya. Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan:  makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut, sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Hukum (Sunnatullah) permintaan tersebut berlaku, jika asumsi-asumsi yang dibutuhkan terpenuhi, yaitu : cateris paribus atau dengan kata lain faktor-faktor lain selain harga dianggap tetap (tidak mengalami perubahan).

1. Hubungan Antara Harga dan Permintaan
            Berdasarkan hukum permintaan tersebut, dapat dipahami adanya hubungan antara permintaan dengan harga. Secara teori, hukum ini dijelaskan yaitu : manakala pada suatu pasar terdapat permintaan suatu produk yang relatif sangat banyak, sehingga :
1) Barang yang tersedia pada produsen tidak dapat memenuhi semua permintaan tersebut sehingga untuk membatasi jumlah pembelian produsen akan menaikkan harga jual produk tersebut.
2) Penjual akan berusaha menggunakan kesempatan tersebut untuk meningkatkan dan memperbesar keuntungannya dengan cara menaikkan harga jual produknya.
Sebaliknya, manakala pada suatu pasar permintaan suatu produk relatif sedikit, maka yang  terjadi adalah harga turun. Keadaan ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Barang tersedia pada produsen/penjual relatif sangat banyak sehingga manakala jumlah permintaan sedikit produsen akan berusaha menjual produknya sebanyak mungkin dengan cara menurunkan harga jual produknya;
2) Produsen/penjual hanya akan meningkatkan keuntungannya dari volume penjualannya.
Perilaku ekonomi seperti ini pernah ditangkap dan dirumuskan oleh para pemikir ekonomi Islam masa silam, yaitu : Al-Ghazali dan Ibn TaymiyaH
b. Al- Ghazali ( 450-505 H/ 1058-1111 M)
Kontribusi beliau dalam pemikiran ekonomi salah satunya adalah tentang keseimbangan permintaan dan penawaran. Pemahamannya tentang kekuatan pasar terlihat jelas ketika membicarakan harga makanan yang tinggi, ia menyatakan bahwa harga tersebut harus didorong ke bawah dengan menurunkan permintaan. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Pernyataan Al-Ghazali adalah pada mulanya harga yang diminta oleh petani adalah sebesar P1. Pada harga ini jumlah permintaan dan penawaran terhadap produk petani tersebut adalah Q1. Dengan menurunkan jumlah permintaan dari Q1 menjadi hanya sebesar Q2 (yakni dengan menggeser kurva permintaan D1 ke kiri bawah menjadi kurva D2), maka tingkat harga akan turun pula dari P1 menjadi P2. Dengan demikian harga dapat diturunkan dengan mengurangi permintaan.
c. Ibnu Taimiyah (661-728 H/ 1263-1328 M)
Ibnu Taimiyah memiliki sebuah pemahaman yang jelas mengenai hubungan antara harga dengan kekuatan permintaan dan penawaran. Beliau menyatakan:
Naik dan turunnya harga tidak selalu diakibatkan oleh kezaliman orang-orang tertentu. Terkadang, hal tersebut disebabkan oleh kekurangan produksi atau penurunan impor barang-barang yang diminta. Oleh karena itu, apabila permintaan naik dan penawaran turun, harga-harga naik. Di sisi lain, apabila persediaan barang meningkat dan permintaan terhadapnya menurun, harga pun turun. Kelangkaan atau kelimpahan ini bukan disebabkan oleh tindakan orang-orang tertentu. Ia bisa jadi disebabkan oleh sesuatu yang tidak mengandung kezaliman, atau terkadang, ia juga bisa disebabkan oleh kezaliman. Hal ini adalah kemahakuasaan Allah yang telah menciptakan keinginan dihati manusia.
Dari pernyataan tersebut, tampaknya pada masa beliau kenaikan harga-harga dianggap sebagai akibat dari kezaliman para pedagang. Namun menurut beliau pandangan tersebut tidak selalu benar. Lebih jauh, ada berbagai alasan ekonomi terhadap naik turunnya harga-harga.

C.     TEORI PERMINTAAN
1. Pengertian Teori Permintaan
Teori permintaan adalah teori yang menerangkan hubungan antara permintaan terhadap harga merupakan pernyataan positif tersebut dikenal dengan teori permintaan. Dengan demikian, teori permintaan dapat dinyatakan :  Permintaan lurus antara permintaan terhadap harganya, yaitu apabila permintaan naik, maka harga relatif akan naik, sebaliknya bila permintaan turun, maka harga relatif akan turun.

2. Teori Permintaan Islami
Hal penting yang harus dicatat adalah bagaimana teori ekonomi yang dikembangkan Barat membatasi analisisnya dalam jangka pendek yakni hanya sejauh bagaimana manusia memenuhi keinginannya saja. Tidak ada analisis yang memasukkan nilai-nilai moral dan sosial. Analisis hanya dibatasi pada variabel-variabel pasar semata seperti harga, pendapatan dan sebagainya. Variabel-variabel lain tidak dimasukkan, seperti variabel nilai moral dan kesederhanaan, keadilan, sikap mendahulukan orang lain, dan sebagainya.
Dalam ajaran Islam, orang yang mempunyai uang banyak tidak serta merta diperbolehkan untuk membelanjakan uangnya untuk membeli apa saja dan dalam jumlah berapapun yang diinginkannya. Batasan anggaran belum cukup dalam membatasi konsumsi. Batasan lain yang harus diperhatikan adalah bahwa seorang muslim tidak berlebihan (israf), dan harus mengutamakan kebaikan (maslahah). Islam tidak menganjurkan permintaan terhadap suatu barang dengan tujuan kemegahan, kemewahan dan kemubadziran.
            Permintaan dan penawaran merupakan perilaku konsumen dalam kegiatan ekonomi, oleh karena itu Islam mengajarkan kepada manusia  dalam berperilaku ekonomi agar sesuai dengan perintah Al-Qur’an dan Hadis. Permintaan erat sekali kaitannya dengan perilaku konsumen, yakni suatu barang/jasa yang diminta oleh konsumen pada akhirnya akan digunakan untuk diambil manfaatnya.
           

 Islam memiliki paradigma agar manusia dalam melakukan kegiatan ekonomi yakni konsumsi harus mempertimbangkan terlebih dahulu  barang/jasa tersebut halal atau tidak. Sebab Islam melarang umatnya untuk mengonsumsi atau mempergunakan barang/jasa yang haram. Di dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai bahwa kemampuan dan pendapatan setiap individu itu berbeda-beda, sehingga dalam melakukan kegiatan ekonomi tidak akan maksimal untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Islam memandang perbedaan kemampuan dan pendapatan ini sebagai suatu “jalan” sosial bagi manusia lain yang memiliki kemampuan dan pendapatan yang berlebih untuk  menolong sesamanya. Diajarkan dalam Islam bahwa “ tangan diatas lebih mulia daripada tangan di bawah”.
            Hal ini berarti bahwa dalam Islam sangat di anjurkan untuk melakukan sedekah, infak, dan amal-amal lainnya kepada yang membutuhkan. Islam juga mewajibkan zakat, yakni mengeluarkan sebagian kecil harta yang telah melewati batas hisab tertentu baik dari segi jumlah maupun waktu penguasaan harta tersebut. Islam adalah satu-satunya agama yang mewajibkan pengeluaran untuk kebutuhan orang lain, yakni dalam bentuk zakat. Islam sangat memperhatikan kesejahteraan umatnya, jika zakat, sedekah, waqaf dan infak dikelola dengan baik maka potensinya akan sangat baik bagi perekonomian masyarakat. Sebab, kekayaan dan harta tidak terkumpul hanya pada sebagian orang saja, ini pada akhirnya akan menjalankan roda perekonomian. Dengan sejahteranya masyarakat, setiap orang akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Artinya, salah satu perilaku konsumen yakni permintaan akan semakin meningkat. Permintaan terhadap suatu barang atau jasa meningkat, mengakibatkan produsen meningkatkan lagi produksi barang dan jasanya. Roda perekonomian pun akhirnya berjalan dengan baik.






D. FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERMINTAAN
Teori permintaan adalah teori yang menjelaskan tentang ciri hubungan antara permintaan dan harga.Dari definisi ini dapat diketahui, bahwa permintaan terjadi karena dipengaruhi beberapa faktor, yaitu : (1) harga barang yang diminta (2) tingkat pendapatan masyarakat  (3) jumlah penduduk (4) selera dan estimasi di masa yang akan datang dan (5) harga barang lain atau subtitusi (6) intensitas kebutuhan (7) distribusi pendapatan.
1) Harga barang yang diminta, naik atau turunnya harga barang/jasa akan       mempengaruhi banyaknya barang yang diminta
2) Tingkat pendapatan masyarakat, pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan.
3)  Jumlah penduduk, semakin banyak penduduk, maka jumlah permintaan akan meningkat.
4)  Selera dan estimasi, perkembangan mode, pendidikan, lingkungan akan mempengaruhi selera masyarakat, yang akan mempunyai pengaruh terhadap jumlah permintaan.
5)      Harga barang lain atau substitusi, adanya barang pengganti akan berpengaruh terhadap jumlah permintaan. Pada saat harga barang naik, jika ada barang pengganti maka jumlah permintaan akan dipengaruhinya.
6)      Intensitas kebutuhan, mendesak atau tidaknya atau penting tidaknya kebutuhan seseorang terhadap jasa, mempengaruhi jumlah permintaan. Kebutuhan primer, lebih penting dibanding kebutuhan sekunder. Kebutuhan sekunder lebih penting dibanding tersier, sehingga pengaruhnya terhadap jumlah permintaan berbeda.
7)      Distribusi pendapatan, makin merata pendapatan maka jumlah permintaan semakin meningkat, sebaliknya pendapatan yang hanya diterima/dinikmati oleh kelompok tertentu, maka secara keseluruhan jumlah permintaan akan turun.
            .


E. Kurva Permintaan          
Kurva permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga sesuatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang diminta para pembeli atau juga didefinisikan sebagai grafik yang menggambarkan hubungan antara harga dengan jumlah komoditas yang ingin dan dapat dibeli konsumen. Kurva ini digunakan untuk memperkirakan perilaku dalam pasar kompetitif dan seringkali digabung dengan kurva penawaran untuk memperkirakan titik ekuilibrium ( saat jumlah penawaran dan permintaan sama).

 F.    KONSUMSI INTER-TEMPORAL
1. Pengertian Konsumsi Inter-Temporal konvensional
Pembahasan tentang konsumsi sudah ada pada masalah teori konsumsi Islam. Akan tetapi dalam bab tersebut kita baru membahas dalam suatu waktu saja. Secara nyata, perilaku konsumsi kita tergantung juga dengan ekspektasi atau harapan dan kebutuhan konsumsi di masa depan.
Yang dimaksud dengan konsumsi inter-temporal adalah konsumsi yang dilakukan dalam dua waktu, yaitu masa sekarang (periode pertama) dan masa yang akan datang (periode kedua). Dalam ekonomi konvensional, pendapatan adalah penjumlahan konsumsi dan tabungan. Atau secara matematis ditulis:
Y = C + S
Dimana:
            Y= pendapatan
            C= konsumsi
            S= tabungan
 Misalkan pendapatan, konsumsi, tabungan pada periode pertama adalah Y1, C1, S1dan pendapatan, konsumsi dan saving pada periode kedua adalah Y2, C2 dan S2 maka persamaan diatas dapat dituliskan sebagai berikut:
Pendapatan pada periode pertama adalah:
Y1  = C1 + S1
  Pendapatan pada periode kedua adalah:
Y2  = C2 + S2
 Apabila konsumsi di periode pertama lebih kecil daripada pendapatan, maka akan terjadi saving dan konsumsi di periode kedua semakin besar.
  Y1 = C1 +S1 dan C1 < Y1
  Y2 = C2 + S2
   = (C2+ S1) + S2
2. Pengertian Konsumsi Inter-Temporal dalam islam
Bagian ini merujuk pada Monzer Kahf yang berusaha mengembangkan pemikiran tentang hal ini, dengan memulai membuat asumsi sebagai berikut:
1.      Islam dilaksanakan oleh masyarakat
2.      Zakat hukumnya wajib
3.      Tidak ada riba dalam perekonomian
4.      Mudharabah wujud dalam perekonomian
5.      Pelaku ekonomi bersikap rasional dengan memaksimalkan kemaslahatan



 












BAB III
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu.
Hukum permintaan menyatakan “Bila harga suatu barang naik, maka permintaan barang tersebut akan turun, sebaliknya bila harga barang tersebut turun maka permintaan akan naik”.
Teori permintaan dapat dinyatakan, “Perbandingan lurus antara permintaan terhadap harganya, yaitu apabila permintaan naik, maka harga relatif naik, sebaliknya bila permintaan turun, maka harga relatif akan turun.

B.   SARAN
Sebagai manusia yang berperan menjadi konsumen hendaknya kita menjadi konsumen sesuai permintaan islami, dimana permintaan kita harus bersyariat kepada sumber islam. Pertama, jangan berlebih-lebihan, jangan juga terlalu pelit, tetepi jadilah ditengahnya yaitu orang yang mampu ménage kebutuhanya agar dalam konsumsinya dan permintaanya menjadi seimbang.










DAFTAR PUSTAKA

v  Mystorynuy.blongspot.com/2015/03/makalah-teori-permintaan-islam.html?m=1
v  Rohmatullah.blongspot.com/2013/12/contoh-daftar-isi-makalah-yang-baik.html?m=1
v  Westbatavia.blongspot.com/2015/04/3-contoh-kata-pengantar-makalah-yang-baik.html?m=1
v  Makalahvall.blongspot.com/2014/12/teori-permintaan-menurut-islam.html?m=1
v  https://id.m.wikipedia.org/wiki/kurva_permintaan


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar