TEORI PERMINTAAN ISLAM
DISUSUN OLEH :
1. EVA KUSUMA WARDANI
2. RAMA ANDI WIGUNA
3. RATIH WAHYUNINGRUM
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BANK BPD JATENG
JL.PEMUDA 4A. SEMARANG
TELP. (024) 3553834
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ..................................................................... 3
BAB
I PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG ................................................................ 4
B. RUMUSAN
MASALAH............................................................ 5
C. TUJUAN
.................................................................................... 5
D. MANFAAT.................................................................................. 5
BAB
II PEMBAHASAN
A. PERMINTAAN............................................................................ 6
B. HUKUM PERMINTAAN........................................................... 7
C. TEORI
PERMINTAAN............................................................... 9
D. FAKTOR-FAKTOR
PENENTU PERMINTAAN.................... 11
E. KURVA PERMINTAAN............................................................. 12
F. KONSUMSI
INTER-TEMPORAL............................................. 13
BAB
III PENUTUP
A. KESIMPULAN
.......................................................................... 15
B. SARAN....................................................................................... 15
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................... 16
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji stukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat , hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami , sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Teori Permintaan Islam “ .
Makalah ini telah kami susun dengan baik dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya , untuk itu dengan tangan
terbuka kami menerima kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Semarang , Oktober
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Kegiatan perekonomian
semakin hari semakin kompleks, sebagai tuntutan dari perkembangan hidup yang
lebih maju dan modern. Kegiatan perekonomian tersebut terutama adalah kegiatan
produksi, konsumsi dan perdagangan. Ketiga kegiatan ekonomi yang utama tersebut,
menimbulkan masalah yang pokok dalam perekonomian. Permasalahan yang pertama
adalah apakah barang dan jasa yang akan diproduksi dan berapa jumlahnya, yang
kedua adalah bagaimanakah caranya memproduksi barang dan jasa tersebut dan yang
terakhir adalah untuk siapakah barang dan jasa tersebut diproduksi.
Permasalahan pokok yang
pertama, yaitu apakah barang dan jasa yang akan diproduksi dan berapa
jumlahnya, dapat dipecahkan dengan mengamati interaksi antara penjual dan
pembeli sehingga dapat ditentuan harga barang yang wujud di pasar dan jumlah
barang yang diperdagangkan. Dalam upaya mengamati interaksi antara penjual dan
pembeli, diperlukan sebuah teori yang dapat menerangkan sifat atau karakter
dari interaksi tersebut.
Suatu kegiatan ekonomi baik itu skala kegiatan
ekonomi mikro maupun makro, selalu diawali dengan adanya interaksi antara
produsen dengan konsumen. Adapun interaksi antara produsen dengan
konsumen dalam
Konsumen akan melakukan pilihan terhadap semua barang
yang diinginkan berdasarkan rupiah yang dimilikinya. Suatu rumah tangga setiap
bulannya akan membutuhkan berbagai macam barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Sedangkan penghasilan yang dimiliki terbatas jumlahnya.
Dengan penghasilan yang terbatas tersebut, rumah tangga sebagai pelaku ekonomi
yang rasional akan melakukan pilihan yang terbaik untuk mengonsumsi
barang-barang kebutuhannya. Tentu saja pilihan akan dilakukan terhadap barang
yang memberikan manfaat atau kepuasan yang paling tinggi. Semakin banyak barang
yang dimliki, konsumen akan merasa semakin terpenuhi kebutuhannya. Dengan
demikian konsumen menginginkan membeli barang yang dibutuhkan serendah mungkin.
Pandangan ekonomi islam
mengenai permintaan relatif sama dengan ekonomi konvensional, namun terdapat
batasan-batasan dari individu untuk berperilaku ekonomi yang sesuai dengan
aturan syariah. Dalam ekonomi islam, norma dan moral “islami” yang merupakan
prinsip islam dalam melakukan kegiatan ekonomi, merupakan faktor yang
menentukan suatu individu maupun masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonominya
sehingga teori ekonomi yang terjadi menjadi berbeda dengan teori pada ekonomi
konvensional. Dalam makalah ini, penulis akan memaparkan tentang teori
permintaan Islami dan apa saja yang terkait dalam pembahasan teori permintaan
Islami tersebut.
II. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini, akan dibahas beberapa masalah yakni:
1. Bagaimana
tentang pengertian, hukum dan teori permintaan?
2. Bagaimana tentang faktor-faktor Penentu
Permintaan ?
3. Bagaimana
tentang kurva permintaan ?
4. Bagaimana
tentang konsumsi inter-temporal dalam pandangan konvensional dan Islam?
III. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini dibuat oleh penulis dengan tujuan agar para
pembaca dapat mengerti dan memahami tentang pengertian, faktor penentu, hukum
dan teori permintaan baik secara umum maupun dalam pandangan Islam,
menjelaskan tentang kurva permintaan dan bagaimana tentang konsumsi
inter-temporal dalam pandangan konvensional dan Islam.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PERMINTAAN
1. Pengertian
Permintaan
Permintaan adalah
banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat
harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dalam periode tertentu dan
dalam periode tertentu.
Permintaan dapat dibagi menjadi dua macam:
a. Permintaan absolut (absolut demand)
Permintaan absolut adalah seluruh permintaan terhadap
barang dan jasa baik yang bertenaga beli/berkemampuan membeli, maupun yang
tidak bertenaga beli.
b. Permintaan efektif (effective demand)
Permintaan efektif adalah permintaan terhadap barang dan
jasa yang disertai kemampuan membeli.
2. permintaan menurut
ekonomi Islam
Misalnya Ibnu Taimiyah,
permintaan suatu barang adalah hasrat terhadap sesuatu yang di gambarkan dengan
istilah raghbah fi al-syai. Secara garis besar, permintaan dalam ekonomi islam
sama dengan ekonomi konvensional. Namun ada prinsip-prinsip tertentu yang harus
diperhatikan oleh individu mislim dalam keinginanya.
Islam mengharuskan orang untuk mengkonsumsi
barang yang halal dan thayyib.Aturan islam melarang seorang muslim memakan
barang haram. Kecuali dalam keadaan darurat dimana apabila barang tersebut
tidak dimakan, maka akan berpengaruh terhadap muslim tersebut.Disaat darurat
seorang muslim dibolehkan mengkonsusmsi barang haram secukupnya.
B. HUKUM PERMINTAAN
Dalam hukum permintaan
dijelaskan sifat hubungan antara permintaan suatu barang dengan tingkat
harganya. Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis
yang menyatakan: makin rendah harga suatu barang
maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut, sebaliknya makin tinggi
harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.
Hukum (Sunnatullah) permintaan tersebut berlaku, jika asumsi-asumsi yang
dibutuhkan terpenuhi, yaitu : cateris paribus atau dengan kata lain
faktor-faktor lain selain harga dianggap tetap (tidak mengalami perubahan).
1. Hubungan Antara Harga dan Permintaan
Berdasarkan
hukum permintaan tersebut, dapat dipahami adanya hubungan antara permintaan
dengan harga. Secara teori, hukum ini dijelaskan yaitu : manakala pada suatu
pasar terdapat permintaan suatu produk yang relatif sangat banyak, sehingga :
1) Barang yang tersedia pada produsen tidak dapat
memenuhi semua permintaan tersebut sehingga untuk membatasi jumlah pembelian
produsen akan menaikkan harga jual produk tersebut.
2) Penjual akan berusaha menggunakan kesempatan
tersebut untuk meningkatkan dan memperbesar keuntungannya dengan cara menaikkan
harga jual produknya.
Sebaliknya, manakala pada suatu pasar permintaan suatu
produk relatif sedikit, maka yang terjadi adalah harga turun.
Keadaan ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Barang tersedia pada produsen/penjual relatif
sangat banyak sehingga manakala jumlah permintaan sedikit produsen akan
berusaha menjual produknya sebanyak mungkin dengan cara menurunkan harga jual
produknya;
2) Produsen/penjual hanya akan meningkatkan keuntungannya
dari volume penjualannya.
Perilaku ekonomi seperti ini pernah ditangkap dan
dirumuskan oleh para pemikir ekonomi Islam masa silam, yaitu : Al-Ghazali dan
Ibn TaymiyaH
b. Al- Ghazali ( 450-505 H/ 1058-1111 M)
Kontribusi beliau dalam
pemikiran ekonomi salah satunya adalah tentang keseimbangan permintaan dan
penawaran. Pemahamannya tentang kekuatan pasar terlihat jelas ketika
membicarakan harga makanan yang tinggi, ia menyatakan bahwa harga tersebut
harus didorong ke bawah dengan menurunkan permintaan. Hal ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Pernyataan Al-Ghazali adalah pada mulanya harga yang
diminta oleh petani adalah sebesar P1. Pada harga ini jumlah permintaan dan
penawaran terhadap produk petani tersebut adalah Q1. Dengan menurunkan jumlah
permintaan dari Q1 menjadi hanya sebesar Q2 (yakni dengan menggeser
kurva permintaan D1 ke kiri bawah menjadi kurva D2), maka tingkat harga
akan turun pula dari P1 menjadi P2. Dengan demikian harga dapat diturunkan
dengan mengurangi permintaan.
c. Ibnu Taimiyah (661-728 H/ 1263-1328 M)
Ibnu Taimiyah memiliki
sebuah pemahaman yang jelas mengenai hubungan antara harga dengan kekuatan
permintaan dan penawaran. Beliau menyatakan:
Naik dan turunnya harga tidak selalu diakibatkan oleh
kezaliman orang-orang tertentu. Terkadang, hal tersebut disebabkan oleh
kekurangan produksi atau penurunan impor barang-barang yang diminta. Oleh
karena itu, apabila permintaan naik dan penawaran turun, harga-harga naik. Di
sisi lain, apabila persediaan barang meningkat dan permintaan terhadapnya
menurun, harga pun turun. Kelangkaan atau kelimpahan ini bukan disebabkan oleh
tindakan orang-orang tertentu. Ia bisa jadi disebabkan oleh sesuatu yang tidak
mengandung kezaliman, atau terkadang, ia juga bisa disebabkan oleh kezaliman.
Hal ini adalah kemahakuasaan Allah yang telah menciptakan keinginan dihati
manusia.
Dari pernyataan tersebut, tampaknya pada masa beliau
kenaikan harga-harga dianggap sebagai akibat dari kezaliman para pedagang.
Namun menurut beliau pandangan tersebut tidak selalu benar. Lebih jauh, ada
berbagai alasan ekonomi terhadap naik turunnya harga-harga.
C. TEORI PERMINTAAN
1. Pengertian Teori Permintaan
Teori permintaan adalah
teori yang menerangkan hubungan antara permintaan terhadap harga merupakan
pernyataan positif tersebut dikenal dengan teori permintaan. Dengan demikian,
teori permintaan dapat dinyatakan :
Permintaan lurus antara permintaan terhadap harganya, yaitu apabila
permintaan naik, maka harga relatif akan naik, sebaliknya bila permintaan
turun, maka harga relatif akan turun.
2. Teori Permintaan Islami
Hal penting yang harus
dicatat adalah bagaimana teori ekonomi yang dikembangkan Barat membatasi
analisisnya dalam jangka pendek yakni hanya sejauh bagaimana manusia memenuhi
keinginannya saja. Tidak ada analisis yang memasukkan nilai-nilai moral dan
sosial. Analisis hanya dibatasi pada variabel-variabel pasar semata seperti
harga, pendapatan dan sebagainya. Variabel-variabel lain tidak dimasukkan,
seperti variabel nilai moral dan kesederhanaan, keadilan, sikap mendahulukan
orang lain, dan sebagainya.
Dalam ajaran Islam, orang
yang mempunyai uang banyak tidak serta merta diperbolehkan untuk membelanjakan
uangnya untuk membeli apa saja dan dalam jumlah berapapun yang diinginkannya.
Batasan anggaran belum cukup dalam membatasi konsumsi. Batasan lain yang harus
diperhatikan adalah bahwa seorang muslim tidak berlebihan (israf), dan harus
mengutamakan kebaikan (maslahah). Islam tidak menganjurkan permintaan
terhadap suatu barang dengan tujuan kemegahan, kemewahan dan kemubadziran.
Permintaan dan penawaran merupakan
perilaku konsumen dalam kegiatan ekonomi, oleh karena itu Islam mengajarkan
kepada manusia dalam berperilaku ekonomi agar sesuai dengan perintah
Al-Qur’an dan Hadis. Permintaan erat sekali kaitannya dengan perilaku konsumen,
yakni suatu barang/jasa yang diminta oleh konsumen pada akhirnya akan digunakan
untuk diambil manfaatnya.
Islam memiliki
paradigma agar manusia dalam melakukan kegiatan ekonomi yakni konsumsi harus
mempertimbangkan terlebih dahulu barang/jasa tersebut halal atau
tidak. Sebab Islam melarang umatnya untuk mengonsumsi atau mempergunakan
barang/jasa yang haram. Di dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai
bahwa kemampuan dan pendapatan setiap individu itu berbeda-beda, sehingga dalam
melakukan kegiatan ekonomi tidak akan maksimal untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya. Islam memandang perbedaan kemampuan dan pendapatan ini sebagai suatu
“jalan” sosial bagi manusia lain yang memiliki kemampuan dan pendapatan yang
berlebih untuk menolong sesamanya. Diajarkan dalam Islam bahwa “
tangan diatas lebih mulia daripada tangan di bawah”.
Hal
ini berarti bahwa dalam Islam sangat di anjurkan untuk melakukan sedekah,
infak, dan amal-amal lainnya kepada yang membutuhkan. Islam juga mewajibkan
zakat, yakni mengeluarkan sebagian kecil harta yang telah melewati batas hisab
tertentu baik dari segi jumlah maupun waktu penguasaan harta tersebut. Islam
adalah satu-satunya agama yang mewajibkan pengeluaran untuk kebutuhan orang
lain, yakni dalam bentuk zakat. Islam sangat memperhatikan kesejahteraan
umatnya, jika zakat, sedekah, waqaf dan infak dikelola dengan baik maka
potensinya akan sangat baik bagi perekonomian masyarakat. Sebab, kekayaan dan
harta tidak terkumpul hanya pada sebagian orang saja, ini pada akhirnya akan
menjalankan roda perekonomian. Dengan sejahteranya masyarakat, setiap orang
akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Artinya, salah satu perilaku konsumen
yakni permintaan akan semakin meningkat. Permintaan terhadap suatu barang atau
jasa meningkat, mengakibatkan produsen meningkatkan lagi produksi barang dan
jasanya. Roda perekonomian pun akhirnya berjalan dengan baik.
D. FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERMINTAAN
Teori permintaan adalah
teori yang menjelaskan tentang ciri hubungan antara permintaan dan harga.Dari
definisi ini dapat diketahui, bahwa permintaan terjadi karena dipengaruhi
beberapa faktor, yaitu : (1) harga barang yang diminta (2) tingkat pendapatan
masyarakat (3) jumlah penduduk (4) selera dan estimasi di masa yang
akan datang dan (5) harga barang lain atau subtitusi (6) intensitas kebutuhan
(7) distribusi pendapatan.
1) Harga barang yang diminta, naik atau turunnya
harga barang/jasa akan mempengaruhi
banyaknya barang yang diminta
2) Tingkat pendapatan masyarakat, pendapatan masyarakat
mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat akan
mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan.
3) Jumlah penduduk, semakin banyak penduduk, maka
jumlah permintaan akan meningkat.
4) Selera dan estimasi, perkembangan mode,
pendidikan, lingkungan akan mempengaruhi selera masyarakat, yang akan mempunyai
pengaruh terhadap jumlah permintaan.
5) Harga barang lain
atau substitusi, adanya barang pengganti akan berpengaruh terhadap jumlah
permintaan. Pada saat harga barang naik, jika ada barang pengganti maka jumlah
permintaan akan dipengaruhinya.
6) Intensitas
kebutuhan, mendesak atau tidaknya atau penting tidaknya kebutuhan seseorang
terhadap jasa, mempengaruhi jumlah permintaan. Kebutuhan primer, lebih penting
dibanding kebutuhan sekunder. Kebutuhan sekunder lebih penting dibanding
tersier, sehingga pengaruhnya terhadap jumlah permintaan berbeda.
7) Distribusi
pendapatan, makin merata pendapatan maka jumlah permintaan semakin meningkat,
sebaliknya pendapatan yang hanya diterima/dinikmati oleh kelompok tertentu,
maka secara keseluruhan jumlah permintaan akan turun.
.
E. Kurva Permintaan
Kurva permintaan dapat
didefinisikan sebagai suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara
harga sesuatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang diminta para
pembeli atau juga
didefinisikan sebagai grafik yang menggambarkan hubungan antara harga dengan
jumlah komoditas yang ingin dan dapat dibeli konsumen. Kurva ini digunakan
untuk memperkirakan perilaku dalam pasar kompetitif dan seringkali digabung
dengan kurva penawaran untuk memperkirakan titik ekuilibrium ( saat jumlah
penawaran dan permintaan sama).
F. KONSUMSI INTER-TEMPORAL
1. Pengertian Konsumsi Inter-Temporal konvensional
Pembahasan tentang konsumsi sudah ada pada masalah teori
konsumsi Islam. Akan tetapi dalam bab tersebut kita baru membahas dalam suatu
waktu saja. Secara nyata, perilaku konsumsi kita tergantung juga dengan
ekspektasi atau harapan dan kebutuhan konsumsi di masa depan.
Yang dimaksud dengan konsumsi inter-temporal adalah
konsumsi yang dilakukan dalam dua waktu, yaitu masa sekarang (periode pertama)
dan masa yang akan datang (periode kedua). Dalam ekonomi konvensional,
pendapatan adalah penjumlahan konsumsi dan tabungan. Atau secara matematis
ditulis:
Y =
C + S
Dimana:
Y=
pendapatan
C=
konsumsi
S=
tabungan
Misalkan pendapatan, konsumsi, tabungan pada
periode pertama adalah Y1, C1, S1dan pendapatan, konsumsi dan saving pada
periode kedua adalah Y2, C2 dan S2 maka persamaan diatas dapat
dituliskan sebagai berikut:
Pendapatan pada periode pertama adalah:
Y1 =
C1 + S1
Pendapatan pada periode kedua adalah:
Y2 =
C2 + S2
Apabila konsumsi di periode pertama lebih kecil
daripada pendapatan, maka akan terjadi saving dan konsumsi di periode kedua
semakin besar.
Y1 =
C1 +S1 dan C1 < Y1
Y2 =
C2 + S2
=
(C2+ S1) + S2
2. Pengertian Konsumsi Inter-Temporal dalam islam
Bagian ini merujuk pada
Monzer Kahf yang berusaha mengembangkan pemikiran tentang hal ini, dengan
memulai membuat asumsi sebagai berikut:
1. Islam dilaksanakan
oleh masyarakat
2. Zakat hukumnya
wajib
3. Tidak ada riba
dalam perekonomian
4. Mudharabah wujud
dalam perekonomian
5. Pelaku ekonomi
bersikap rasional dengan memaksimalkan kemaslahatan
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Permintaan adalah banyaknya jumlah
barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu
pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu.
Hukum
permintaan menyatakan “Bila harga suatu
barang naik, maka permintaan barang tersebut akan turun, sebaliknya bila harga
barang tersebut turun maka permintaan akan naik”.
Teori
permintaan dapat dinyatakan, “Perbandingan
lurus antara permintaan terhadap harganya, yaitu apabila permintaan naik, maka
harga relatif naik, sebaliknya bila permintaan turun, maka harga relatif akan
turun.
B. SARAN
Sebagai manusia yang berperan menjadi konsumen hendaknya kita menjadi
konsumen sesuai permintaan islami, dimana permintaan kita harus bersyariat
kepada sumber islam. Pertama, jangan berlebih-lebihan, jangan juga terlalu
pelit, tetepi jadilah ditengahnya yaitu orang yang mampu ménage kebutuhanya
agar dalam konsumsinya dan permintaanya menjadi seimbang.
DAFTAR PUSTAKA
v Mystorynuy.blongspot.com/2015/03/makalah-teori-permintaan-islam.html?m=1
v Rohmatullah.blongspot.com/2013/12/contoh-daftar-isi-makalah-yang-baik.html?m=1
v Westbatavia.blongspot.com/2015/04/3-contoh-kata-pengantar-makalah-yang-baik.html?m=1
v Makalahvall.blongspot.com/2014/12/teori-permintaan-menurut-islam.html?m=1
v https://id.m.wikipedia.org/wiki/kurva_permintaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar